3. Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau
masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami
perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Pada masa
ini dipercaya merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi
keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan fisik yang dialami
remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Hurlock (1973: 17) disebut
sebagai periode heightened emotionality,
yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih
intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat
termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi
berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas,
membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung
terus-menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang
tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi
pada masa remaja sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat
penyaluran atau penanganan yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang
merugikan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Emosi Remaja
- Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang
berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak
seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis remaja. Tidak
setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya
menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini
menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan
masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
- Perubahan dalam hubungan orang tua
Orang tua yang mendidik anaknya yang
sedang beranjak dewasa dengan cara apa yang dianggap baik oleh orang tua, misal
cara yang otoriter, penerapan disiplin yang terlalu kaku, terlalu mengekang dapat menimbulkan
ketegangan antara orang tua dan anak, yang akan mempengaruhi perkembangan
emosinya. Kemudian jika penerapan hukuman dilakukan dengan cara yang tidak
bijak dapat menyebabkan ketegangan yang lebih berat sehingga dapat menimbulkan
pemberontakan pula, karena pada dasarnya ada kecenderungan remaja untuk melepas
diri dari orang tua.
- Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka
membentuk gang yang biasanya pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi
minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja
akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk
melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan masalah adalah
hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan
remaja juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada
kekhawatiran dari pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas
sehingga mereka melarang anaknya pacaran.
- Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai
menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal
ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut
berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.
- Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1)
Perubahan yang
radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2)
Adanya harapan
sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3)
Aspirasi yang
tidak realistis.
Selain hal-hal yang telah disebutkan
diatas, kiranya masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
remaja atau peserta didik. Namun dari yang telah diuraikan diatas rasanya telah
cukup banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.
5. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Emosi
Individu mengalami proses perkembangan
emosi selama hidupnya, mulai dari bayi sampai dewasa. Banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu. Kepribadian, lingkungan,
pengalaman, kebudayaan, pendidikan, pendidikan, merupakan variabel yang sangat
berperan dalam perkembangan emosi individu.
Perbedaan individu juga dapat
dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang
bersangkutan, antara lain yaitu:
a)
Kondisi dasar
individu
Berkaitan dengan struktur pribadi
individu. Misalnya, ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah.
b)
Kondisi psikis
individu pada suatu waktu
Misalnya, saat sedang kalut, seseorang
mudah tersinggungdibanding dalam keadaan normal.
c)
Kondisi jasmani
individu
Pada saat sedang sakit biasanya lebih
mudah perasa atau lebih mudah marah.
6. Upaya Meningkatkan Emosi Remaja dan Implikasinya
dalam Pendidikan
Telah diketahui bahwa pada masa remaja
individu mengalami masa dimana kondisi emosinya meningkat. Peran orang tua,
sekolah, dan masyarakat sangat diharapkan dalam rangka membantu para remaja
untuk mengontrol dan mengelola emosinya kepada penyaluran yang positif.
- Orang tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan
lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan emosi remaja.
artikelnya membantu sekali :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus