Sabtu, 11 Februari 2012

Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja


3. Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Pada masa ini dipercaya merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Hurlock (1973: 17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas, membentuk mekanisme pertahanan diri. Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus selama masa remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai mereda atau menuju kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi pada masa remaja sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja, tetapi perlu mendapat penyaluran atau penanganan yang baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
  1. Perubahan jasmani atau fisik
Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi prikis remaja. Tidak setiap remaja siap menerima perubahan yang dialami, karena tidak semuanya menguntungkan. Terutama perubahan tersebut mempengaruhi penampilannya. Hal ini menyebabkan rangsangan didalam tubuh remaja yang sering kali menimbulkan masalah dalam perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
  1. Perubahan dalam hubungan orang tua
Orang tua yang mendidik anaknya yang sedang beranjak dewasa dengan cara apa yang dianggap baik oleh orang tua, misal cara yang otoriter, penerapan disiplin yang terlalu  kaku, terlalu mengekang dapat menimbulkan ketegangan antara orang tua dan anak, yang akan mempengaruhi perkembangan emosinya. Kemudian jika penerapan hukuman dilakukan dengan cara yang tidak bijak dapat menyebabkan ketegangan yang lebih berat sehingga dapat menimbulkan pemberontakan pula, karena pada dasarnya ada kecenderungan remaja untuk melepas diri dari orang tua.
  1. Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk gang yang biasanya pula memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat bersama mereka, namun jika diteruskan pada masa remaja tengah atau remaja akhir para anggota mungkin membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik. Yang paling sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan remaja juga terkadang manimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari pihak orang tua kalau terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka melarang anaknya pacaran.
  1. Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Menginjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan dengan apa yang akan mereka lakukan setelah lulus.
  1. Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru.
1)      Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya.
2)      Adanya harapan sosial untuk perilaku yang lebih matang.
3)      Aspirasi yang tidak realistis.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, kiranya masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja atau peserta didik. Namun dari yang telah diuraikan diatas rasanya telah cukup banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.
5. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Emosi
Individu mengalami proses perkembangan emosi selama hidupnya, mulai dari bayi sampai dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu. Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, pendidikan, pendidikan, merupakan variabel yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu.
Perbedaan individu juga dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang bersangkutan, antara lain yaitu:
a)      Kondisi dasar individu
Berkaitan dengan struktur pribadi individu. Misalnya, ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah.
b)      Kondisi psikis individu pada suatu waktu
Misalnya, saat sedang kalut, seseorang mudah tersinggungdibanding dalam keadaan normal.
c)      Kondisi jasmani individu
Pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah perasa atau lebih mudah marah.


6. Upaya Meningkatkan Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Pendidikan
Telah diketahui bahwa pada masa remaja individu mengalami masa dimana kondisi emosinya meningkat. Peran orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat diharapkan dalam rangka membantu para remaja untuk mengontrol dan mengelola emosinya kepada penyaluran yang positif.
  1. Orang tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan lingkungan yang kondusif terhadap perkembangan emosi remaja.

2 komentar: